Monday, March 16, 2009

Kakek Penjual Kardus

Bismillah

Ada sebuah kisah menarik, suatu hari ketika saya sedang makan di warung pinggir jalan, saya melihat sebuah batu besar diseberang jalan. Hampir saja beberapa pengendara terjatuh karena menabrak batu tersebut. Ironis sekali, karena tidak ada satupun yang menyingkirkan batu tersebut.
Namun ada yang menakjubkan, ketika melihat diseberang jalan ada seorang kakek tua, yang terlihat begitu kesulitan mengganjal gerobaknya dijalan yang menurun. Setelah selesai mengganjal, kakek tersebut langsung berlari dan menyingkirkan batu yang ada di jalan tersebut. Lalu ia kembali ke gerobaknya, namun naas...karena tak mampu menahan berat, kakek tersebut terperosok ke pinggir jalan sehingga gerobak yang membawa kardus berkas itu terbalik. Seketika itu juga saya yang dari tadi hanya memperhatikan langsung beranjak dan menolong kakek tersebut. Saya membantu membalik gerobaknya, dan menyusun kembali kardus yang berhamburan. Lalu sang kakek tadi berbisik lirih.

“Terima kasih, ya nak???”
“Saya yang harusnya berterima kasih kek, kakek yang sudah menyingkirkan batu itu...barangkali kalau tidak segera disingkirkan akan terjadi kecelakaan !!” jawabku
“duh nak, jadi dari tadi sampeyan merati'in saya toh?”
“Iya Kek...”
“nak inget pesen kakek, Iman itu ada 72 atau 73 cabang, yang paling utama adalah mengucapkan tiada sesembahan yang patut disembah melainkan Allah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri dipinggir jalan”

Sontak saja saya kaget, wah luar biasa...rupanya kakek ini bukan orang biasa. Apa yang beliau sampaikan begitu menyentuh. Sangat sulit menemukan orang yang sangat peduli seperti kakek tersebut. Sesaat saya tertegun, namun kembali kakek itu menegur

“napa toh nak? Kamu kok kayak orang heran gitu”
“iyah kek, orang kayak kakek udah mulai langka didunia ini...”
“jangan bilang begitu nak, masih banyak orang sholeh yang memperhatikan kemaslahatan ummat”
“iya kakek bener...”
“...dan satu lagi nak, manfaatkan kesempatan untuk beramal sholeh semaksimal mungkin, karena mungkin saja itu adalah kesempatan terakhir kita untuk beramal...dan ikhlaslah jika melakukan sesuatu...niatkan semuanya karena Allah SWT”
“...Insya Allah, kek”

Perkataan kakek tersebut begitu membekas di hati...pesannya yang begitu menyentuh begitu membekas dan akan selalu menjadi motivasi untuk diri ini agar selalu memaksimalkan kesempatan untuk segera beramal. Karena seperti yang beliau katakan, “mungkin saja itu adalah kesempatan terakhir kita untuk beramal”. So, banyak-banyak beramal dan menuntut ilmu...agar kelak kita tidak menjadi orang yang merugi di kemudian hari.

Wassalam,

No comments:

Post a Comment