Friday, April 17, 2009

Teguran atas kelalaian seorang hamba

Tak kuasa diri membendung airmata. Rasa bersalah atas kelalaian yang terlaksana. Setiap detik ini alangkah begitu berharganya. Betapa meruginya bila hanya terbuang sia-sia. Itulah yang terjadi ketika diri terlalu sibuk dengan dunia. Hingga terabai seruanNya. Yang memanggil jiwa-jiwa yang suci untuk bersegera mengingatNya.

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. 13:28)

Dalam lalaiku tersentak. Tersadar kemudian mulai bergerak. Betapa Maha Pemurahnya Allah SWT, yang segera menegur hamba yang begitu banyak mendustakan nikmatNya, hamba yang senantiasa tak pernah terlepas dari dosa, hamba yang amalnya selalu saja tak pernah sempurna. Betapa Allah SWT mencintai hambaNya.

“Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Tuhannya, (disediakan) pembalasan yang baik. Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan Tuhan, sekiranya mereka mempunyai semua (kekayaan) yang ada di bumi dan (ditambah) sebanyak isi bumi itu lagi besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan kekayaan itu. Orang-orang itu disediakan baginya hisab yang buruk dan tempat kediaman mereka ialah Jahanam dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.” (QS. 13 : 18)

Tersadar betapa miskinnya hamba ini. Jangankan sebanyak dunia, seujung kuku pun hamba tak memilikinya. Bukankah seluruh alam semesta ini milikNya? Bukankah langit dan bumi ini dalam genggamanNya? Lalu akan ditebus dengan apakah kelalaian diri ini?. Betapa Allah SWT Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Disini kebersujud, menangis, memohon ampunanNya.

Dada ini bagai dihujam tombak, tembus mengoyak jantung hingga berdarah. Betapa ngerinya kediaman dijurang jahanam. Tak sanggup diri ini membayangkan, terhempas penuh kehinaan dilembah yang buruk dan berbau busuk. Bersama para kufar dan munafik yang terpuruk.

Sementara pintu surga yang begitu indah kita abaikan. Sungai-sungai yang mengalirdibawahnya yang warnanya seputih susu dan rasanya semanis madu. Didalamnya ada kebun-kebun yang indah, buah-buahan yang bersusun, dan semua kenikmatan yang belum pernah kita jumpai sebelumnya. Disanalah balasan yang seharusnya kita berlomba-lomba untuk mendapatkan.

Sadarlah kawan !!! penuhilah seruan Allah dengan segera. Jangan kita menunda untuk hal yang tidak penting. Jangan sampai urusan dunia melalaikan akhirat kita. Bukankah dua puluh empat jam itu luang. Atau apakah masih kurang??? padahal yang kita urusi bukanlah kerajaan sebesar kerajaan Nabi Sulaiman 'alaihis salam. Tidak Kawan, jangan sampai ketika tiba akhir waktu, lalu merugilah kita yang lalai, yang meringankan urusan akhirat. Jadilah orang yang banyak memberi, walaupun ditengah keterbatasan yang kita miliki. Memberi tidak hanya berbentuk materi, tapi segala curahan isi hati. Yang terangkai seiring fajar meniti. Bersama rintik hujan yang biaskan pelangi. Indah berseri untuk sekali lagi temani langkah jalani hari penuh ketaatan pada Sang Pencipta Hakiki.

2 comments: