Maka pada malam yang sepi, aku coba bertepi. Dari segala hiruk pikuk dunia yang buat jiwa semakin mati. Kusadari begitu bodohnya diri ini, terjebak dalam kehidupan sendiri. Betapa begitu banyak waktu yang terbuang untuk hal yang tidak penting. Betapa tersia-siakannya kesempatan untuk melakukan banyak kebaikan. Kadang terlalu sombong dan naif, lalu tersedak, terhentak dan menangis sesengukan. Mata memerah dan suara serak, lalu luluh bersama tangis yang iringi sujud. Muhassabah diatas airmata sajadah.
Ketika diri coba reduksikan semua amarah yang membuncah, lalu coba selami makna cintanya Sang Maha Pemurah. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Tak kuasa diri ini untuk berkata, pertanda lemahnya diri sebagai seorang hamba. Hamba yang selalu saja melakukan dosa dan amal yang selalu saja tak sempurna. Maka diri ini tak kenal putus asa. Karena yakin bahwa Allah Yang Maha Pengasih akan selalu memberikan ampunan kepada hambaNya.
Disini kutetap berdiri, walaupun telah berkali-kali jatuh, terluka dan berdarah-darah. Kucoba untuk tetap membaca setiap bait hari dalam syair kehidupan. Syair yang coba teriakan isi hati. Karena diri ini begitu sulit untuk bercerita. Dan lidah yang selalu beku tuk ungkapkan rasa. Amal yang tak sempurna yang buatku terus mencoba tak kenal henti dan lelah. Dulu pernah kurasakan pekat jiwa yang hampa, lalu kini beralun melodi dalam nada kehidupan, seiring pelangi yang berikan warna indah pada ruhiyah.
akankah diri tetap istiqamah tuk lakukan kebaikan kecil disetiap harinya? Atau kebaikan yang banyak namun hanya sekali dari sekian kesempatan yang ada? Atau malah kebaikan itu hilang bersama banyaknya maksiat yang terlaksana. Semoga Allah SWT memberikan keistiqamahan di hati kita untuk bisa selalu mensyukuri nikmatNya, melaksanakan semua perintahNya dan menjauhi semua laranganNya. Bersabar dan optimislah. Beribadahlah seolah tiada hari esok untuk kita. Lalu bekerjalah dalam rangka ibadah untuk seribu tahun lamanya. Lakukan kebaikan disetiap kesempatan, karena akhir usia bukan kita yang menentukan.
No comments:
Post a Comment