Begitu Banyak yang ingin diceritakan. Begitu Banyak yang ingin diberikan. Begitu banyak yang ingin diperbaiki. Begitu banyak yang ingin dipelajari. Begitu banyak rasa syukur yang terus mengaliri cita-cita. Merubah angan-angan menjadi mimpi hari esok yang ingin diraih. Menjadikan hari ini lebih berarti karena begitu besarnya kesempatan untuk terus belajar dan menggali potensi diri. Kesempatan untuk terus melakukan kebaikan. Menebar keikhlasan disetiap perbuatan. Lalu menyemainya dengan ketulusan hati yang bersih dan hanya mengharap ridha Allah SWT. Hari ini, diawali dengan mengucap rasa syukur, lalu bermuhasabah di pagi buta. Saat kokok ayam jantan masih bersahut-sahutan, memberi kabar tentang para malaikat yang hilir mudik mengawasi manusia.
Inilah kisah tentang perjalanan seorang hamba yang penuh dengan kelemahan, penuh dengan keterbatasan, penuh dengan khilaf dan salah. Namun tetap saja Allah SWT tidak pernah mengurangi sedikit pun karunia-Nya. Bahkan masih bisa kita temukan begitu banyak karunia di balik kesulitan-kesulitan hidup yang kita hadapi.
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. (QS. 16:53)
Masih terngiang kisah abadi tentang seorang nabi akhir zaman. Seorang manusia luar biasa yang menjadi rahmat bagi semesta alam. Kisah hidupnya yang mempesona, menjadikan risalah yang dibawanya adalah tuntunan keselamatan dunia dan akhirat. Dialah penutup para nabi yang tidak akan ada lagi nabi sesudahnya. Dialah yang menyempurnakan risalah Islam yang mulia. Sang murabbi yang membina generasi Rabbani paling tangguh. Menanam benih-benih keimanan yang berkualitas. Rasulullah SAW disini kumerindukanmu, berharap diriku yang lemah ini mampu meneladanimu. Namun betapa kudapati diriku selalu saja melakukan khilaf. Yaa Allah betapa lemahnya diriku ini, ampunilah hamba, Berikanlah kekuatan pada hambamu ini untuk memenangkan pertempuran besar yang berkecamuk didalam dada.
Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. 8:10)
Maka tiadalah kesedihan selain lemahnya iman. Dan kebahagiaan adalah karunia Allah dibalik ujian hidup yang terus mengisi hari-hari kita. Menjadikan perjalanan waktu menjadi lebih bermakna. Menghias mimpi-mimpi kita menjadi bunga-bunga indah kehidupan. Lalu suatu ketika, hidup ini akan berakhir. Namun tak perlu lagi duka, karena jiwa ini begitu bersukacita mendapat keridhaan Allah SWT dalam setiap peristiwa hidupnya. Dedikasi yang tulus demi tegaknya Islam yang mulia.
Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (QS. 98:8)
Semoga Allah SWT memasukan kita kedalam golongan mereka yang shaleh, mereka yang takut kepada Tuhannya. Dan mempertemukan kita semua didalam surgaNya. Amin Yaa Rabbal 'Alamiin.
Inilah kisah tentang perjalanan seorang hamba yang penuh dengan kelemahan, penuh dengan keterbatasan, penuh dengan khilaf dan salah. Namun tetap saja Allah SWT tidak pernah mengurangi sedikit pun karunia-Nya. Bahkan masih bisa kita temukan begitu banyak karunia di balik kesulitan-kesulitan hidup yang kita hadapi.
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. (QS. 16:53)
Masih terngiang kisah abadi tentang seorang nabi akhir zaman. Seorang manusia luar biasa yang menjadi rahmat bagi semesta alam. Kisah hidupnya yang mempesona, menjadikan risalah yang dibawanya adalah tuntunan keselamatan dunia dan akhirat. Dialah penutup para nabi yang tidak akan ada lagi nabi sesudahnya. Dialah yang menyempurnakan risalah Islam yang mulia. Sang murabbi yang membina generasi Rabbani paling tangguh. Menanam benih-benih keimanan yang berkualitas. Rasulullah SAW disini kumerindukanmu, berharap diriku yang lemah ini mampu meneladanimu. Namun betapa kudapati diriku selalu saja melakukan khilaf. Yaa Allah betapa lemahnya diriku ini, ampunilah hamba, Berikanlah kekuatan pada hambamu ini untuk memenangkan pertempuran besar yang berkecamuk didalam dada.
Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. 8:10)
Maka tiadalah kesedihan selain lemahnya iman. Dan kebahagiaan adalah karunia Allah dibalik ujian hidup yang terus mengisi hari-hari kita. Menjadikan perjalanan waktu menjadi lebih bermakna. Menghias mimpi-mimpi kita menjadi bunga-bunga indah kehidupan. Lalu suatu ketika, hidup ini akan berakhir. Namun tak perlu lagi duka, karena jiwa ini begitu bersukacita mendapat keridhaan Allah SWT dalam setiap peristiwa hidupnya. Dedikasi yang tulus demi tegaknya Islam yang mulia.
Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (QS. 98:8)
Semoga Allah SWT memasukan kita kedalam golongan mereka yang shaleh, mereka yang takut kepada Tuhannya. Dan mempertemukan kita semua didalam surgaNya. Amin Yaa Rabbal 'Alamiin.
No comments:
Post a Comment