Saturday, September 19, 2009

Senandung Senja

بسم الله

Waktu pun terus berlalu, tanpa pernah memiliki toleransi untuk menunggu. Bila air yang dulu mengalir kini telah mengering. Bila daun yang dulu berwarna hijau nan segar sekarang sudah renta dan menguning. Bila sebongkah karang tetap tegar maka kini ia serpihan yang hanyut terbawa arus. Di dunia ini sudah begitu jelas dan nyata bahwa tak ada yang abadi, semua mahluk pasti akan merasakan apa yang disebut sebagai Al Maut (Kematian). Tidak perlu lari atau takut darinya, karena kematian adalah sesuatu yang pasti dirasakan oleh mereka yang bernyawa. Sedang ALLAH SWT sajalah yang tetap abadi nan kekal.

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. QS. Ali Imran 185

Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun? QS. An Nisa 78

Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".QS. Al Jumu'ah 8

Dalam kegalauan yang masih menyelimuti, antara kerancuan alam pikiran yang selalu teracuni oleh kebendaan dan materi. Sedang hal yang paling substansi dari sebuah makna kehidupan itu sendiri terlupa bahkan hilang entah kemana. Dimanakah perasaan bersalah ketika seruan ALLAH memanggill sedang kita tak menghiraukan? Dimanakah airmata ketika kita terlelap sedang saudara kita berteriak meminta pertolongan? Kehidupan adalah suatu ketidakpastian sedang kematian adalah sesuatu yang pasti. Dalam kehidupan kadang kita menemui kemudahan, dan kadang pula kesempitan. Kadangkala senang dan kadangkala duka. Tak ada yang pasti dalam hidup, semua berjalan atas kehendak ALLAH SWT.

Apakah kini sudah terang bagi kita? Sudah jelaskah mata ini memandang? Bahwa hidup adalah untuk melihat kenyataan. Lantas bukan lari dari masalah, menjadi pengecut dan enggan berjuang untuk memperbaiki kemungkaran. Meski dengan pilihan ini engkau menjadi terasing tetapi jalan Ini adalah jalan yang membuat hati tetap tegar, meski berulang kali jatuh dan terjatuh. Karena yang kita inginkan adalah kemuliaan akhirat. Sebuah kematian dijalanNYA yang bersamanya ada senyuman. Sebuah gerbang menuju kehidupan lain yang membahagiakan. Inilah jalan yang kutempuh, jalan yang mendaki nan penuh kesukaran.

Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan, Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau kepada orang miskin yang sangat fakir. Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan. Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri. Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat. QS. Balad 10-20

Mari sejenak kita baca wasiat Rasulullah SAW kepada Ibnu Abbas ra.
Dari Abu Al ‘Abbas, ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu anhu, ia berkata : Pada suatu hari saya pernah berada di belakang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda : "Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat : Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjaga kamu. Jagalah Allah, niscaya kamu akan mendapati Dia di hadapanmu. Jika kamu minta, mintalah kepada Allah. Jika kamu minta tolong, mintalah tolong juga kepada Allah. Ketahuilah, sekiranya semua umat berkumpul untuk memberikan kepadamu sesuatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang sudah Allah tetapkan untuk dirimu. Sekiranya mereka pun berkumpul untuk melakukan sesuatu yang membahayakan kamu, niscaya tidak akan membahayakan kamu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Segenap pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering." (HR. Tirmidzi, ia telah berkata : Hadits ini hasan, pada lafazh lain hasan shahih. Dalam riwayat selain Tirmidzi : “Hendaklah kamu selalu mengingat Allah, pasti kamu mendapati-Nya di hadapanmu. Hendaklah kamu mengingat Allah di waktu lapang (senang), niscaya Allah akan mengingat kamu di waktu sempit (susah). Ketahuilah bahwa apa yang semestinya tidak menimpa kamu, tidak akan menimpamu, dan apa yang semestinya menimpamu tidak akan terhindar darimu. Ketahuilah sesungguhnya kemenangan menyertai kesabaran dan sesungguhnya kesenangan menyertai kesusahan dan kesulitan”)

Wa Allahua'lam bishawwab

Thursday, September 3, 2009

Gerimis di Fajar Ramadhan

Suatu kebijaksanaan yang tak pernah terukir dalam lintasan bathin yang tak terperi. Bersama jejak hari yang kuingin bersamanya sejenak bertepi. Dalam barisan kata yang coba deskripsikan isi hati. Ini adalah sebuah pilihan, yang telah kupilih dan bersamanya ada duka nestapa, ada pula suka cita. Detik detik yang berlalu yang meninggalkan kebisuan. Tak pernah ia menceritakan kesusahannya. Ada gurat bahagia yang selalu menguatkannya. Senyumnya selalu ada untuk kawan yang berjalan bersamanya. Tangisnya selalu berderai di kala pekat malam menghampiri. Bukan karena takut akan gelap malam yang sunyi, namun ketakutan akan esok pagi, saat mentari datang namun gelap masih menyelimuti dirinya.

Ceritakanlah isi hati, saat yang lain tak mau mendengarkan gundahmu. Sampaikanlah risaumu saat yang lain mencampakanmu. Karena bukan untuk mereka perjuangan ini, bukan untuk mereka loyalitas ini, dan bukan untuk mereka pula airmata ini. Berlayarlah bersama angin, kejarlah ilmu dengan ketulusan hatimu yang tetap tegar bersama badai, namun tetap terjaga bersama tenangnya samudra. Saat dimana kabut berlalu dan tampak olehmu dermaga yang begitu kau nantikan. Bersama sahabat yang tetap setia hingga perjalanan ini usai. Mungkin perjalanan ini usai untukmu tapi tidak untuk Agama ini. Terlampau jauh jika ingin berkontribusi hingga akhir, namun juga terlalu dekat untuk menyerah dan tidak melakukan apa-apa. Berjalanlah hingga tiba giliranmu untuk menghadap-NYA. Sampai saat itu tiba, Terus Berjuang dan Jangan Pernah Menyerah !

Ketika hari ini telah hadir dan serangkaian gerak langkah telah menanti dirimu. Tunaikanlah kewajibanmu sebagai hamba-NYA, meski banyak kepalsuan yang terlaksana dan kedustaan yang selalu menghiasi hari-harimu. Sadarilah betapa lemahnya diri ini, namun betapa besar karunia-NYA. Masih jugakah engkau ragu berjalan bersama kesusahan dan kesulitan? Bukankah bersama dengannya ada kemudahan? Bukankah bersama dengannya ada kemudahan? Apalagi yang kau cari saat harta terbesar itu ada di dekatmu? Adalah keimanan yang tak akan goyah dan keikhlasan hanya untuk menggapai keridhoan-NYA. Saat kau terasing dengan pilihanmu, yakinlah ALLAH SWT telah membawamu pada episode lain dalam kehidupanmu. Episode yang akan menentukan kediaman terakhir kita. Antara kenikmatan abadi atau siksaan yang tak terampuni.

Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit. (QS. 14:38)

Waallahua'lambishawwab