Thursday, July 9, 2009

Berilah Peringatan !!!

dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.” QS. 89 : 20

Seperti dedaunan kering yang mulai goyah. Terasa begitu renta ia menemani dahan yang semakin tinggi menjulang. Seakan tak kuat menahan terik mentari yang begitu garang dan hempasan angin yang semakin kencang. Sementara gerimis yang selalu datang tak pernah ia syukuri, sehingga tubuhnya pun kering kerontang. Kini hanya penyesalan diakhir usia yang tersisa. Rasa sesal yang membakar dan menyesakan, bathinnya dipenuhi kata “seandainya dulu...” atau “andaikata dulu..”. Selalu saja penyesalan datang di akhir ketika mata terbelalak dan melihat secara nyata, detail, dan yakin bahwa semua yang dilakukannya ternyata sia-sia. Harta yang ditumpuk, kekayaan yang dibangga-banggakan, kekasih yang diidolakan, rumah mewah yang jumlahnya tak terhitung. Ternyara semua itu, tak sebanding dengan sebuah “KEIMANAN”.

Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewahan. Dan mereka terus-menerus mengerjakan dosa besar. Dan mereka selalu mengatakan: 'Apakah bila kami mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami akan benar-benar dibangkitkan kembali? apakah bapak-bapak kami yang terdahulu (juga)?' Katakanlah: 'Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian, benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal'.” QS. 56 : 45-50

Hati manusia pada waktu itu sangat takut, Pandangannya tunduk. (Orang-orang kafir) berkata: 'Apakah sesungguhnya kami benar-benar dikembalikan kepada kehidupan semula? Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kami telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat?' Mereka berkata: 'Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan'.” QS. 79 : 8-12

ALLAH SWT telah memberikan 'Peringatan' kepada kita bagaimana kondisi orang-orang yang mendustakan nikmat yang diberikanNYA. Mereka berada dalam penyesalan yang abadi. Penyesalan mereka tak dapat ditebus dengan suatu apapun, meski dengan anak kandungnya sekalipun. Yang tersisa hanyalah sebuah derita berabad-abad dalam tempat yang begitu mengerikan. Bersama iblis dan syetan yang telah menyesatkan. Tersiksa, merana, dan menderita, namun itulah balasan bagi mereka yang mendustakan. Yang terus menerus mengerjakan dosa dan enggan memohon ampunan.

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.” QS. 95 : 4-6

Sadarilah bahwa kehidupan dunia itu sementara. Tak ada gunanya kita begitu membangga-banggakan sesuatu yang suatu saat berakhir. Tak ada guna kita menumpuk-numpuk sesuatu yang tak berguna bagi akhir kehidupan kita. Sadarlah bahwa kematian pasti datang dan dia pasti datang disaat yang kita tak pernah menduga sebelumnya. Ingatlah selalu, bahwa tak cukup hanya melakukan kebaikan tanpa mengetahui ilmunya. Dan sangat percuma jika kita hanya mengetahui ilmu tanpa implementasi. Keduanya harus berjalan beriringan antara ilmu dan amal. Berlaku baiklah terhadap orang tua dan sesama manusia. Profesi anda sesungguhnya adalah sebagai hamba ALLAH SWT, maka bersikap profesional-lah dengan hidup anda.

Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka.” QS. 88 : 21-22

Wallahua'lam bishawwab


Sunday, July 5, 2009

Dear Diary


6 Rajab 1430 H

Bersama gerimis dimalam yang dingin saat diri ini begitu tersentuh dengan alunan melodi yang meretakan cermin diri yang begitu naïve dan munafik. Segala Puji hanya Untuk ALLAH SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yang Maha Pemberi Karunia yang begitu Indah, Yang Maha Mencintai dan Maha Mulia. Tak kuasa ku menahan airmata saat hati ini begitu kelu, apakah ini rasanya mencintai? apakah ini rasanya dicintai? Cinta, dia tiba-tiba saja muncul, ketika semua prahara datang silih berganti. Seiring tawa dan duka, bersama asa dan cita.
Aku tidak begitu mengerti dengan diri ini, saat-saat dimana aku tidak berharap kedatangannya, justru kini dia datang menyapa. Begitu lembut belaiannya dalam susunan kata yang selalu kurekam dalam memori. Walau kadang hanya kudengar suaranya dari balik hijab, namun suara lirih itu, membuat sebuah lobang besar di dalam hati. Mengoyak sanubari dan memperlihatkan rusuk yang hilang. Yaa ALLAH, hamba bersyukur kepada-Mu yang telah mengkaruniai hamba-Mu ini cinta.

Namun beginilah ketika aku harus kembali bangkit dari mimpi yang tak pasti. Ini adalah perasaan diriku seorang. Diujung hati yang lain, aku tidak mengetahui rahasia hati yang tersembunyi. Hanya ALLAH SWT Yang Maha Mengetahui. Cinta baru telah bersemi dalam hatiku, namun ini cinta yang berbeda. Seperti Mawar berduri yang mewangi namun tangkainya tajam menusuk tangan yang memetiknya. Inilah Cinta yang menawarkan Siksaan yang begitu indah.
Dalam gerimis yang penuh cerita, kutulis semua gundah untuk menenangkan hati. Membuatnya tetap bersemangat dalam menjalani hari. Biarlah rasa cinta ini kusimpan sebagai harta terindah untuk bidadariku kelak. Untuk dirimu disana, semoga ALLAH SWT memeberikan yang terbaik untukmu dan keluargamu...

Begitu Syamsul selesai menulis dibuku binder kesyangannya, tiba-tiba handphonenya berdering. Dengan tatapan yang penuh tanda tanya dia memperhatikan nomor yang muncul di display handphonenya. Setelah itu dia mengalihkan pandangan ke waktu yag ada di pojok kanan display yang menunjukan pukul 4 pagi

“huh, kok gag ada namanya yah...hmmm angkat aja deh, siapa tahu penting.”
“Assalamualaykum...”
“Waalaykumsalam...akh, ini ana Putri, ana mau ingetin nanti jam 8 ada syuro di kampus. Trus antum jangan lupa bawa konsep acara PMB yang kemaren udah kita sepakati...”
“iyah ukh, Alhamdulillah uda selesai tinggal di print aja koq...ada lagi???”
“hmmm, trus satu lagi antum jangan lupa bawa contoh proposal acara PMB tahun kemaren, soalnya mau di jadikan contoh pembuatan proposal untuk acara PMB tahun ini...”
“oh iya..iya..Insya Allah ana bawain ntar...ada lagi???”
“Insya Allah itu dulu, afwan jiddan udah ganggu pagi-pagi. Jazaakallahu khayr akh....wassalamualaykum”
“waiyyakum...waalaykumsalam wa rahmatullahi”

Selesai meletakan handphonenya, syamsul pun menerawang pikirannya yang kini sudah terbang jauh meninggalkan bumi. Terbang jauh mengangkasa bersama mimpi yang ia ukir dalam cita yang tulus dan sebuah rasa yang menurut dirinya begitu aneh. Baru kali ini dia begitu menkhawatirkan orang lain yang tidak memiliki hubungan darah dengan dirinya. Dan yang paling membuatnya tersiksa adalah orang yang dia sayangi itu adalah seorang wanita yang shalihah. Yang selama ini hanya ia dengar suaranya, tanpa pernah melihat wajah dan rupanya. Setelah mendengar suara dari telepon yang ia terima pagi ini. Tampak gurat bahagia di wajah syamsul, ada senyum yang merekah, ada setitik embun dari setiap getirnya hidup yang selalu mewarnai harinya.